Sabtu, 29 November 2008

Death Magnetic: Kembalinya Semangat 1980-an

Sesudah merilis album St. Anger pada 2003, Metallica tampaknya sempat mengalami apa yang dinamakan kegamangan musikalitas, sebab usaha mereka untuk berevolusi dengan sound yang "mentah" dan "kering" dalam album tersebut hanya menghasilkan keberhasilan yang biasa saja.Kegamangan tersebut membuahkan perpisahan Metallica dengan produser musik lama mereka, Bob Rock. Setelah itu, mereka langsung menggandeng produser rock bertangan dingin, Rick Rubin, yang terkenal akan kesaktiannya memoles album grup-grup hebat seperti U2, Linkin Park, dan Audioslave menjadi lebih bernyawa.Sesudah melalui proses rekaman selama satu tahun lebih, akhirnya album Death Magnetic lahir. Album ini mengembalikan lagi semangat Metallica era 1980-an, yang bersifat epik, skilfull, dan mengandalkan kecepatan. Semangat itu sempat hilang pada 1990-2000-an.Dua minggu setelah dirilis, album ini sudah mampu bertengger di puncak tangga-tangga lagu AS. Media memberitakan, dalam waktu tiga hari pertama beredar, album ini meraih angka penjualan 500.000 keping.Album ini dibuka oleh That Was Just Your Life, yang dimulai dengan suara detak jantung, seolah mewakili nyawa album ini. Setelah itu, telinga anda akan digempur oleh riff-riff metal bertensi tinggi serta melodi gitar ala guitar hero pada 1980-an.The End of the Line menjadi lagu metal "tergagah" di album ini. Lagu itu memang sangat pantas digelar di venue konser metal besar yang dipadati ribuan metalheads berambut gondrong dan siap ber-headbanging bersama.Album ini juga berisi sebuah lagu instrumental yang sekaligus menjadi lagu dengan durasi terpanjang dalam album ini (9 menit lebih). Meskipun aransemen lagu tersebut metal, Kirk Hammet memainkan melodi gitar melodius dan hangat ala gurunya, Joe Satriani.Jika anda sempat menyimak lagu The Unforgiven serta The Unforgiven 2 pada album-album Metalica sebelumnya, trilogi The Unforgiven dituntaskan dalam album ini. The Unforgiven 3 ada pada track ketujuh.The Day that Never Comes menjadi single pertama album ini. Bagian awalnya mengingatkan kita kepada lagu-lagu balada milik grup-grup legendaris Deep Purple dan Soneta. Silakan simak saja jika tak percaya. Di bagian akhir lagu tersebut, mereka kembali menjadi Metallica dengan memperdengarkan dentuman dan hentakan progressive metal yang ditingkahi melodi dan sound gitar yang absurd dan "gila" ala Steve Vai. Klimaks lagu itu memang terletak di bagian akhir.Metallica merupakan salah satu band metal tersukses. Mereka menginspirasi banyak grup metal dunia. Meskipun oleh para metalheads idealisme mereka dianggap "banci" dan terlalu komersial, fakta membuktikan bahwa gempuran musik mereka mampu membuahkan sukses yang luar biasa. Bahkan, pecahan grup ini menjadi grup metal yang tak kalah suksesnya, yaitu Megadeth. Jika anda penggemar metal klasik, album ini sangat layak untuk dikoleksi

1 komentar: